
(repost dari blog dahulu yang sudah tidak bisa dibuka lagi T_T)
selamat jalan sayang,
mungkin usiamu masih terlalu dini,
namun kau tlah mengajari banyak hal
yang tidak pernah bunda sadari
Alhamdulillah. akhirnya Allah memberikan jalan yang terbaik bagi kami berdua, bagi keluarga kami. mungkin jawaban-Nya tidak semanis yang diharapkan, namun saya yakin Allah sang Maha Kuasa, mempunyai rencana yang sangat manis kedepannya untuk saya, dan keluarga kecil kami.
Hari Sabtu, tanggal 12 Maret, saya kembali kontrol ke RS Santosa, dan bertemu lagi dengan Dr. H. Hanny Rono Sulistyo, Sp.OG(K), M.M. sebelumnya saya memang keukeuh pengen kontrol lagi untuk memastikan, walaupun sebenarnya dokter menganjurkan untuk datang sebulan lagi. saat itu saya entah mengapa agak khawatir, namun berharap penghentian ASI kepada Bia kemarin kemarin, membuahkan hasil yang baik untuk perkembangan janin dalam kandungan saya. sehingga seharusnya hari itu saya mendapat kabar yang menggembirakan.
Dokter kemudian mengecek lagi melalui USG TransV. raut wajah dokter berubah. kemudian hening.
“aduh. denyut jantungnya tidak ada. harusnya terlihat ada seperti kedip kedip layar. tapi disini tidak ada. suaranya juga tidak terdengar.”
mendengar itu saya tidak kuat menahan nangis. rasanya tidak percaya. ah masa?? apa benar anak saya sudah tidak ada? ah tidak mungkin. kalau itu terjadi berarti saya keguguran, dan tidak mungkin saya keguguran. keguguran hanya terjadi pada orang lain. selama ini saya sehat.
Dokter menyarankan saya untuk pasrah dan ikhlas apapun yang terjadi. bisa jadi memang janin saya tidak sehat, jika diteruskan maka tidak akan baik. perkembangannya lambat. kantung kehamilannya pun sudah tidak bulat. Tapi beliau tetap memberi harapan. tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. lagipula alat USG ini buatan manusia, dan itu berarti bisa saja salah. sepulang dari dokter saya seperti tidak bisa berhenti menangis. suami menenangkan dan menghibur, walau saya tahu beliau juga pasti sangat sedih. beribu penyesalan serasa menampar wajah saya berkali kali. kata ‘seandainya’ kemudian menyesakki pikiran saya. seandainya dulu begini.. seandainya dulu begitu. eh tapi tidak boleh. kata seandainya itu membuka pintu setan. saya mencoba ikhlas. rela. karena janin ini bukan milik saya. saya hanya manusia yang rahimnya dititipkan anak oleh sang Maha Pencipta. saat itu saya juga belajar ikhlas.
Hari Senin nya, saya mencoba mencari second opinion ke Dokter kandungan saya dulu, yaitu Dr. Elise Johana Knoch, Sp.OG di RS Borromeus. saya sampaikan keluhan saya kepada beliau, bahwa janin saya sudah tidak berdenyut. Dokter kemudian memeriksa melalui USG. beliau juga mengatakan tidak menemukan denyut jantungnya. Lalu menganjurkan saya periksa USG ke bagian Radiologi.
Saya beserta suami kemudian segera mendaftar ke bagian Radiologi. agak lama mengantri, akhirnya saya dipanggil. datanglah dokter yang akan memeriksa. Beliau mengecek berulang-ulang, sampai akhirnya menyimpulkan bahwa janin saya sudah meninggal. di dalam rahim saya sudah tidak ada kehidupan. Walau saya tahu saya akan mendapatkan jawaban seperti ini, namun entah kenapa saya tetap menangis. saya tidak sempat melihat wajah suami. mungkin saya akan lebih sedih lagi, ya. Saya dan suami pun sepakat untuk kuret. untuk apa mempertahankan yang sudah tidak ada? setelah saya mendaftar untuk kuret esok hari, saya dan suami pun pulang.
Keesokan harinya saya datang lagi untuk dikuret. Rasanya deg-degan banget, sama kaya waktu mau operasi caesar. perut mendadak mules, mendadak pengen pup. duuuuh…. jadi perempuan itu memang luar biasa yah? saya yakin sehebat apapun lelaki, tidak ada yang mau untuk disunat 2x. tapi itulah luar biasanya perempuan. Setelah dokternya datang, saya diminta untuk berganti baju operasi. huuuuu… rasanya sediiiih soalnya ga boleh bareng suami. setelah nangis-nangisan pamit sama suami, saya pun masuk ke ruang operasi. Kemudian saya diminta berbaring di tempat tidur. datanglah dokter anestesi yang sejurus kemudian memeriksa dan menyuntik tangan kiri. rasanya sakiiiitttttt sekali. saya lalu diminta mengangkat kaki untuk segera dibedah. duh deg degan parah. kemudian dokter tadi memasukan obat bius ke suntikannya tadi. sakiitttt…
“dokter… tangannya sakit…sakit..”
“apa yang sakit?” tanya dokter yg satu lagi.
“tangan…”
lalu kepala seperti kesemutan. blank. udah aja. saya ga inget lagi habis itu apa. bangun-bangun saya sudah berada di ruang pemulihan. Mata serasa berat sekali untuk dibuka. lihat ke kiri, ke kanan. merem. udah kaya di film-film aja deh. eh langsung saya keingetan suami. saya manggil suster, pengen ketemu suami. tapi saya diminta istirahat dulu. ya sudah saya coba lanjut tidur. ga berasa apa-apa. ga berasa ngilu atau sakit perut. Kemudian saya tanya lagi suster.
“suster, ini (kuretase) udah?”
“sudah bu.”
wah alhamdulillah lancar. yang saya takutnya sejujurnya jika saya sampai tidak bangun lagi ketika dibius total. alhamdulillah lancar. walau kepala rasanya pusiiiing sekali dan badan kerasa lemessss banget efek dibius. suster kemudian datang lagi sambil membawa seperti gelas kecil berisi air berwarna merah.
“ini bu janinnya.”
oh ternyata itu anakku. saya tidak melihat apapun hanya banyak gumpalan gumpalan berwarna putih. mungkin anakku ada di salah satunya. mungkin gumpalan itu kantung kehamilan. ah kepala saya pusing. saya kemudian tidur lagi. beberapa jam kemudian saya dipindahkan ke ruangan. ah akhirnya ketemu kakanda lagi. rasanya bahagiaaaa banget. walau sedih. ah tapi ya sudahlah, saya sudah ikhlas.
terima kasih ya sayang, kamu sudah mengajarkan bunda banyak hal
kamu mengajarkan bunda untuk ikhlas, semuanya ini kepunyaan Allah. suatu saat Bunda pun akan dipanggil oleh-Nya. atau ayahmu. kakakmu. kita ini milik Allah. harus siap yah?
kamu mengajarkan bunda untuk tidak sombong, bahwa sesehat-sehatnya seseorang, jika Allah menakdirkan dirinya sakit, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. sama seperti bunda. bunda kira keguguran hanya akan dirasakan oleh orang lain. karena bunda selalu sehat. eh tapi tidak boleh sombong yah? bukan lantas bersyukur, malah sombong dan menyepelekan orang lain.
kamu mengajarkan bunda tentang artinya bersyukur. ketika kamu datang di rahim bunda, lihatlah ekspresi bundamu yang malah menyiratkan sedih dan bingung. atau dengarlah keluhan bundamu setiap hari karena merasa mual, lelah, capek, dll. lihatlah betapa tidak bersyukurnya dia! dia baru merasakan kehilangan ketika kamu tiada. terima kasih kamu tlah mengajari dia untuk selalu bersyukur pada Allah. kamu adalah karunia terindah. suci. yang tersayang. maafkanlah bundamu ya sayang.
kamu mengajari bunda untuk selalu berusaha. sejatinya manusia memang harus berusaha, walau akhirnya Allah lah yang menentukan. tapi yang penting Allah melihat ikhtiar kita.
kamu mengajarkan bunda tentang cinta. ketika kamu disebutkan sudah tiada, lihatlah air mata bunda yang terus mengalir. atau lihatlah ayahmu yang menangis terisak sambil membacakan Al-fatihah di perut bunda. lihatlah kakakmu yang rela berkorban agar adiknya bisa sehat dan selamat. semuanya mencintaimu nak. padahal mereka belum pernah melihatmu. belum pernah bertemu denganmu.
selamat jalan ya sayang…
No comments:
Post a Comment