Dewasa ini aku banyak berpikir kalau semua itu tidak perlu dipikir.
Maksudnya, kita perlu memilah-milah apa saja yang sepantasnya masuk ke dalam pikiran kita, dan mana yang seharusnya dibuang saja. Mungkin di bangku sekolah, selain pelajaran biologi, kimia, akuntansi, matematika, seharusnya diajarkan juga ilmu ndableg-ologi. Aku banyak iri pada orang-orang yang cuek mendengar celetukan orang, nada sumbang orang lain akan dirinya–atau mungkin–hanya sekadar membaca grup whatsapp RW yang saling serang adu argumen, adu kekuasaan. Kasihan sekali otak kita harus bekerja ekstra untuk berpikir sesuatu yang diluar kuasa kita, yang dipikir 7 hari 7 malampun tidak akan menyelesaikan masalah.
Rasanya aku bersyukur aku bukanlah selebriti atau figur publik yang dikenal banyak orang. Bisa-bisa aku jatuh pingsan berkali-kali karena mendengarkan komentar-komentar pedas orang-orang akan diriku. yang mungkin saja tidak benar, ataupun benar. Lihat, begitu penting kan ilmu ndableg dalam keseharian kita?
Tidak usah berpikir kejauhan, lah..
tidak usah berpikir bagaimana kalau menjadi artis, atau pejabat publik. Chat di grup Whatsapp tapi tidak ada yang balas saja membuatku overthinking.
“apakah dia tidak suka padaku? apakah pesanku menyinggung orang? apakah sebenarnya aku tidak pantas di grup ini? apakah pesanku berlebihan? apakah chatku tidak nyambung? Apakah mereka punya grup tanpa aku didalamnya? Lalu mengapa orang-orang malah membalas chat si A? chat si B? kenapa aku tidak dibalas?”
Susah ya menjadi diri sendiri? bahkan perkara chat di grup whatsapp dll saja harus sesuai standar orang–yang mana itupun hanya ada dalam pikiranmu sendiri.
tuh kan, dipikirin lagi.
Lalu aku mulai berpikir (eaaa pikir terooos), kalau sebenarnya semuanya tidak usah dipikirkan. Tidak perlu. Buang-buang tenaga, energi, dan hanya akan membuatmu tidak fokus beraktivitas. Ada saat-saat aku cemburu pada orang-orang yang hidup di jaman dulu, jaman sebelum ada media sosial yang membuat orang-orang menjadi mudah overthinking.
Lah, kenapa sekarang aku jadi menyalahkan media sosial?
Semua itu karena kau terlalu memasukkan semuanya ke dalam pikiranmu. Ada artis selingkuh saja kau pikirkan. Ada berita viral soal menantu yang selingkuh dengan mertuanya kau pikirkan. Ada kasus kriminal yang viral di medsos saja kau pikirkan.
Tanpa sadar, kau jadi lupa untuk khusyuk dalam sholat. Kau memasukkan bahan overthingking-mu ke dalam setiap kesempatan.
sigh……………………
kau menulis inipun sebenarnya sedang memikirkan grup Whatsapp komplek rumah yang terus menerus bertengkar, saling serang, adu kekuasaan, adu jabatan, ancam mengancam bak anak sekolahan. Dan yang kau bisa lakukan hanya….
mendoakan. bukan mendoan.
cukup mendoakan saja.
tidak perlu dipikirkan semuanya, sar. tidak usah.
ada cara terbaik dari Allah yakni doakan saja.
No comments:
Post a Comment