Friday, August 11, 2023

Permohonan Maaf



"Aku tidak pernah menyesali diamku. Tapi aku berkali-kali menyesali bicaraku." 

(Umar bin Khattab)


Aku masih ingat, dulu ketika beberapa minggu setelah melahirkan, aku berjumpa dengan salah seorang tetangga rumahku di mesjid komplek. Lalu tanpa tedeng aling-aling, ia langsung melontarkan kata-kata yang hingga kini masih terasa sakit di hati.

"wah, belum kurus lagi ya habis melahirkan?"

Aku tahu ia becanda. Kurasa tak mungkin ia bertanya serius soal itu, karena --tentu saja-- itu bukan urusan dia, namun seingatku aku begitu sakit hati mendengarnya. Sekarang jika diingat-ingat kembali, sudah 5 tahun lamanya, orangnya pun mungkin sudah lupa, namun ternyata hati ini masih memendam rasa sakit mendengar ucapannya. Berapa kali kucoba untuk lupakan, namun ternyata hingga kini aku masih bisa mengingatnya dengan jelas. Apakah tandanya aku belum memaafkan? Atau sebenarnya kita bisa memaafkan tanpa melupakan? 

Sunday, July 30, 2023

Overthinking (lagi dan lagi)


Dewasa ini aku banyak berpikir kalau semua itu tidak perlu dipikir.

Maksudnya, kita perlu memilah-milah apa saja yang sepantasnya masuk ke dalam pikiran kita, dan mana yang seharusnya dibuang saja. Mungkin di bangku sekolah, selain pelajaran biologi, kimia, akuntansi, matematika, seharusnya diajarkan juga ilmu ndableg-ologi. Aku banyak iri pada orang-orang yang cuek mendengar celetukan orang, nada sumbang orang lain akan dirinya–atau mungkin–hanya sekadar membaca grup whatsapp RW yang saling serang adu argumen, adu kekuasaan. Kasihan sekali otak kita harus bekerja ekstra untuk berpikir sesuatu yang diluar kuasa kita, yang dipikir 7 hari 7 malampun tidak akan menyelesaikan masalah.

Saturday, June 20, 2020

WAKTU



"kamu enak ya udah punya anak, saya belum." ucap seorang kawan lama, yang kala itu tiba-tiba saja menyapa dan memulai pembicaraan melalui pesan singkat di sebuah media sosial. Kami memang sudah lama tidak bertemu, bertegur sapapun hanya melalui media sosial, itu pun tak sering. Namun saat itu, ia tiba-tiba saja menyapaku, dan berkata seperti itu.

Apa yang disebut beruntung? Beruntung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berarti bernasib baik; mujur; bahagia. Menjawab pernyataan teman saya tadi bahwa saya adalah orang yang beruntung karena saya telah memiliki anak, sementara ia belum. Berarti ia telah membandingkan, bahwasanya saya lebih bahagia darinya karena telah mempunyai anak. 

Tuesday, January 21, 2020

Arti Pernikahan, bagiku



batinku berkata, “hey pilih ini!” lalu hatiku menolak, “jangan, pilih itu saja!” seketika itu aku hanya bisa menerka-nerka yang mana diantara dua mangkuk telungkup yang berisikan mutiara itu berada. yang satu kosong, yang satu ada. dan tugasku hanya bisa terdiam sambil berpikir cepat. namun tak jarang nafsu mencambukku untuk membalik satu dari dua mangkuk itu sebelum bel dibunyikan. dalam keadaan kalut, akupun memanjatkan doa. Duhai yang menguasai aliran darahku, yang menggenggam jantungku, menggenggam rohku, Duhai Kau yang Maha Bijaksana. aku memanjatkan doa dengan sabar. mencoba mendiamkan diri sejenak untuk dapat berkomunikasi dengan Dia. “ini hidup matiku,” ucapnya sembari menangis.

Ini adalah sebuah tulisanku 7 tahun yang lalu, disaat aku tengah kebingungan luar biasa terhadap sesosok yang ku tak ingin diriku salah memilihnya. Ini adalah tulisanku ketika kala itu bingung terhadap sosok laki-laki yang mendekatiku, yang cukup serius, sehingga aku memanjatkan doa setiap saat, agar Tuhan memberiku petunjuk yang terbaik.